Gambar Sampul PJOK · Bab 12 Budaya Hidup Sehat
PJOK · Bab 12 Budaya Hidup Sehat
Juari Wagino Sukiri

22/08/2021 15:44:31

SD 6 K 13`

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Budaya Hidup Sehat

129

I

stilah narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya.

Dikatakan bahaya karena jika disalahgunakan akan menimbulkan efek negatif bagi

tubuh. Adapun pelecehan seksual dilakukan secara sepihak dan tidak diundang.

Tindakan pelecehan seksual dirasakan mengganggu harkat dan martabat diri pihak

korban.

Kita harus berani menolak penyalahgunaan narkoba. Kita pun harus berani

menolak bentuk-bentuk pelecehan seksual. Narkoba menimbulkan ketergantungan,

ketagihan, dan merusak organ tubuh. Pelecehan seksual menimbulkan trauma, malu,

dan tersinggung. Mengapa harus menolak narkoba dan pelecehan seksual?

Bagaimana cara melakukan penolakan narkoba dan pelecehan seksual?

Jawaban kedua pertanyaan di atas dapat ditemukan pada materi berikut ini.

Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan mampu:

1. Melakukan penolakan terhadap ajakan menggunakan narkoba.

2. Melakukan penolakan terhadap pelecehan seksual.

12

Bab

Budaya Hidup Sehat

Kata-kata kunci yang akan kalian pelajari pada bab ini adalah:

-

cara menolak narkoba

-

cara menolak pelecehan seksual

Kata-kata Kunci

Gambar 12.1 Anti drugs

Sumber: msp202.photobucket.com

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

130

A. Cara Menolak dan Menanggulangi Penyalahgunaan

Narkoba

Penyalahgunaan narkoba sangat merusak kesehatan dan masa depan

seseorang. Penyalahgunaan narkoba juga akan menguras keuangan seseorang

dan merusak moral generasi muda. Oleh karena itu kita harus berani menolak dan

mencegah penyalahgunaan narkoba.

1. Cara Menolak Narkoba

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari lingkungan. Kita

tidak bisa lepas dari mereka sebab kita juga membutuhkan mereka.

Sudahkah kamu mengenali perilaku dirimu? Apabila kamu memiliki perilaku

percaya diri maka pengaruh negatif dari luar dapat dengan mudah ditolak. Kamu

tidak akan membiasakan pengaruh negatif, merasuki kehidupanmu. Dengan percaya

diri kita mengenal kemampuan diri sendiri dalam berpikir, bertindak, dan bersikap.

Menurut Juhana dan Dadan Supardan (2006) perilaku percaya diri sangat

membantu mencegah penyalahgunaan narkoba. Percaya diri akan memudahkan

kita berani menolak tawaran penyalahgunaan narkoba.

Orang yang percaya diri adalah orang yang tahu cara menghargai diri sendiri,

tidak mudah dipengaruhi orang lain, dan menghargai orang lain. Ketika ada tawaran

menggunakan narkoba, ia akan menolak dan mengatakan ”tidak untuk narkoba”.

Hal ini dilakukan karena mampu berpikir akan dampak negatif narkoba dan

bahayanya. Hal-hal lain untuk menolak narkoba adalah sebagai berikut.

a

. Tidak berdekatan dan bergaul dengan pengguna narkoba.

b. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.

c. Jangan coba-coba menggunakan narkoba.

d. Jauhi narkoba dengan segala bentuknya.

e. Selalu taat menjalankan ajaran agama.

f.

Hindari pergaulan bebas.

2. Cara Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba telah merambah berbagai masyarakat baik di desa

maupun di kota, yang kaya maupun yang miskin. Agar tidak berkembang lebih luas

peredarannya perlu peran aktif masyarakat maupun pemerintah dalam menanggulangi

penyalahgunaan narkoba.

Menurut Subagyo Partodiharjo cara-cara menanggulangi penyalahgunaan

narkoba ada lima, yaitu:

a

. Preemtif/promotif, cara ini dilakukan melalui pembinaan. Pembinaan ditujukan

kepada masyarakat yang belum memakai atau mengenal narkoba.

b. Preventif adalah usaha pencegahan. Cara ini dilakukan melalui berbagai kegiatan

kampanye antinarkoba maupun penyuluhan masalah narkoba.

c. Kuratif adalah program pengobatan/penyembuhan. Ini dilakukan kepada pengguna

narkoba. Tujuannya menghentikan dan menyembuhkan ketergantungan pada

narkoba.

Budaya Hidup Sehat

131

d. Rehabilitasi adalah usaha pemulihan kesehatan jiwa dan raga pada pengguna

narkoba yang sudah menjalani program kuratif.

e. Represif adalah usaha penindakan terhadap produsen, bandar, pengedar, dan

pemakai narkoba berdasarkan hukum.

Pihak berwenang dalam melakukan tindakan represif selalu berpegang teguh

pada:

1. UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika.

2. UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika.

Gambar 12.2 Penanggulangan narkoba

secara promotif

Sumber: Dokumen penerbit

Gambar 12.3 Penanggulangan narkoba

secara represif

Sumber: Dokumen penerbit

I.

Kegiatan Individu

1. Kunjungi panti rehabilitasi narkoba.

2

. Tanyakan kepada dokter/perawat, kegiatan di panti rehabilitasi.

3. Catat hasil kunjunganmu dan dikumpulkan.

II. Kegiatan Kelompok

Coba sebutkan panti/rumah sakit untuk rehabilitasi para pecandu narkoba.

Tugas

1. Pengertian Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku yang berbau seksual dilakukan

secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga

menimbulkan reaksi negatif. Istilahnya dalam bahasa Inggris adalah

sexual

harrassment

.

Pelecehan seksual terjadi ketika pelaku mempunyai kekuasaan lebih daripada

korban. Di samping itu karena adanya kesempatan.

B. Cara Menolak Pelecehan Seksual

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

132

2. Bentuk-bentuk Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual (

sexual harrassment

) bentuknya bermacam-macam, antara lain:

a

. Pelecehan gender/jenis kelamin (

gender harrassment

).

b. Perilaku menggoda (

seductive behaviour

).

c. Serangan seksual (

sexual assault

).

d. Pemaksaan seksual (

sexual coercion

).

Semua bentuk kasus pelecehan seksual jelas merupakan perilaku seksual yang

tidak diundang. Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati dan waspada ketika

bepergian. Jaga kehormatan dan harga diri kita agar tidak dilecehkan.

3. Contoh Pelecehan Seksual

Contoh pelecehan seksual, meliputi main mata, siulan nakal, komentar

berkonotasi seks, humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau colekan pada bagian

tubuh tertentu. Pelecehan seksual yang paling kejam adalah perkosaan.

Kejadian pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Korban

pelecehan seksual tidak memandang status sosial, ekonomi, agama, dan ras. Untuk

itu jangan memberi ruang dan kesempatan kepada pelaku pelecehan seksual.

4. Cara Menolak/Mencegah Pelecehan Seksual

Kiat-kiat untuk mencegah dan menolak pelecehan seksual, antara lain:

a

. Berani mengatakan tidak/menolak.

b. Memberi pelajaran kepada pelaku. Jika tidak sanggup melakukannya katakan

kepada pelaku bahwa tindakannya tidak dapat diterima.

c. Melaporkan pelecehan seksual kepada yang berwajib.

d. Menyebarkan informasi tentang pelecehan seksual.

e. Mau bertindak sebagai saksi.

f.

Berpakaian rapi dan sopan serta tidak memberi kesempatan pihak lain

melakukan pelecehan seksual.

g. Selalu berhati-hati dan waspada ketika di tempat ramai maupun sepi.

Semua bentuk pelecehan seksual dilarang agama ataupun norma masyarakat.

Pelecehan seksual juga merupakan bentuk pelanggaran norma hukum. Ada

beberapa pasal dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang dapat

menjerat pelaku pelecehan seksual, misalnya pencabulan pada pasal 289–296 KUHP.

Tugas

1. Membuat kliping

a. Carilah berita-berita di koran, majalah, atau internet tentang pelecehan seksual.

b. Berilah ulasan terhadap berita atau artikel tersebut.

c. Susunlah secara rapi.

2. Membuat esai tentang pelecehan seksual.

Apa yang kalian lakukan ketika terjadi pelecehan seksual terhadap diri kalian?

Budaya Hidup Sehat

133

Narkoba

terdiri atas

narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif yang lain.

Penyalahgunaan narkoba harus ditolak sebab narkoba mempunyai sifat jahat yang

membelenggu penggunanya. Perilaku percaya diri dapat mencegah penggunaan

narkoba. Selain itu jangan coba-coba memakai narkoba,

jauhi

narkoba, dan hindari

pergaulan bebas. Sementara pencegahannya dengan cara preemtif, preventif, kuratif,

rehabilitasi, dan represif.

Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku yang berbau seksual yang

dilakukan sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran.

Pelecehan seksual yang paling ekstrim adalah perkosaan. Oleh karena itu, kita

harus mampu dan berani menolak berbagai bentuk pelecehan seksual.

Rangkuman

Sebagai tindak lanjut dari hasil belajar kalian, coba jawablah soal-soal dalam latihan

berikut ini. Kemudian tukarkan kertas jawaban soal itu kepada teman kelasmu.

Lakukanlah koreksi, kemudian hitunglah jawaban soal yang benar. Untuk

mengetahui raihan prestasi belajar kalian, masukkanlah dalam rumus berikut ini!

Tingkat penguasaan kompetensi =

Arti tingkat penguasaan kompetensi yang kalian capai adalah:

90

%

100

%

artinya baik sekali

80

%

89

%

artinya baik

70

%

79

%

artinya

cukup

60

%

69

%

artinya kurang

Jika tingkat penguasaan kompetensi kalian mencapai angka di atas 80

%

berarti

dapat meneruskan kegiatan belajar berikutnya. Namun jika tingkat penguasaan

kompetensi kalian kurang dari angka 80

%

artinya kalian harus mengulang materi

pelajaran tersebut.

Jumlah jawaban yang benar

Jumlah soal

× 100

%

Refleksi

3. Carilah sebuah berita atau artikel pelecehan seksual. Baca dan diskusikan

berita atau artikel tersebut bersama teman kelompokmu.

Tuliskan hasil diskusi dengan format seperti berikut ini.

a. Sumber berita/tanggal

: ______________________________________

b. Judul berita

:

______________________________________

c. Hasil diskusi

:

______________________________________

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

134

Ayo kerjakan pada buku tugasmu.

l.

Mari memilih salah satu huruf a, b, c, atau d dari jawaban berikut yang

paling tepat.

1. Menggunakan narkoba

bukan

untuk pengobatan disebut ....

a

. pemakai narkoba

b. penyalahgunaan narkoba

c. pemanfaatan narkoba

d. penggunaan narkoba

2. Penghentian pemakaian narkoba bagi pecandu akan menimbulkan ....

a. sakaw

b. nyimeng

c. junkies

d. relapse

3. Sifat pada narkoba yang membuat pemakainya selalu ingat, terkenang, dan

cenderung untuk selalu mencari narkoba disebut ....

a. habitual

b. toleran

c. adiktif

d. sakaw

4. Tanpa narkoba ia tidak bisa apa-apa. Berarti ia sudah menjadi pecandu

berat disebut dengan istilah ....

a. junkies

b. sakaw

c. nyimeng

d. ngedrugs

5. Cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba melalui pembinaan disebut

....

a. preemtif

b. preventif

c. represif

d. kuratif

6. Usaha pemulihan kesehatan jiwa dan raga pada pengguna narkoba yang

sudah mengalami program kuratif disebut ....

a. rehabilitasi

b. represif

c. persuasif

d. kuratif

7. Bentuk pergaulan bebas sangat mendukung pada ....

a. penyalahgunaan narkoba

b. kesehatan jasmani

c. kegiatan sosial kemasyarakatan

d. globalisasi

Latihan

Budaya Hidup Sehat

135

8. Menolak narkoba merupakan usaha ....

a. yang sia-sia

b. pemberantasan narkoba

c. pengadaan narkoba

d. pencegahan penyalahgunaan narkoba

9. Korban pelecehan seksual umumnya adalah ....

a. orang tua

b. anak-anak

c. laki-laki

d. remaja

10. Pelecehan seksual merupakan tindakan yang ....

a. bermoral

b. sesat

c. terpuji

d. kontra produktif

II. Mari menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar.

1. Apa saja tiga sifat jahat narkoba?

2

. Bagaimana ciri orang yang sudah mencandu narkoba?

3. Bagaimana cara-cara menolak narkoba?

4. Apa saja bentuk pelecehan seksual?

5. Bagaimana sikapmu menghadapi pelecehan seksual yang menimpamu?

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

136

Daftar Pustaka

136

Dinas Olahraga dan Pemuda Pemprov. DKI Jakarta. 2004.

Petunjuk

Olahraga Senam

. Jakarta: Dinas Olahraga dan Pemuda Pemprov

DKI Jakarta.

Dumadi,

et.al

. 2004.

Buku III Materi Pelatihan

. Jakarta: Direktorat Pendidikan

Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Jakarta.

Gayo, Iwan, ed. 2001.

Buku Pintar Seri Senior

. Jakarta: Pustaka Warga

Negara.

Hardinge, Mervyn. 2001.

Kiat Keluarga Sehat

. Bandung: Indonesia Pub-

lishing.

H.R, Sugeng. 2003.

RPUL Indonesia-Dunia

. Semarang: Aneka Ilmu.

Juhana, O dan Dadan Supardan. 2006.

Meniti Masa Depan Menjauhi

Narkoba

. Jakarta: Mediantara Semesta.

Lutan, Rusli, dkk. 2001.

Pendidikan Kebugaran Jasmani. Orientasi

Pembinaan di Sepanjang Hayat

. Jakarta: Direktorat Jenderal

Olahraga Depdiknas.

_________. 2001.

Asas-asas Pendidikan Jasmani: Pendekatan

Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar

. Jakarta: Direktorat Jenderal

Olahraga Depdiknas.

Partodiharjo, Subagyo. 2007.

Kenali Narkoba dan Musuhi

Penyalahgunaannya

. Jakarta : Esensi.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2007.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

.Edisi

ketiga cetakan keempat. Jakarta: Balai Pustaka.

Saputra, Yudha. 2001.

Dasar-dasar Keterampilan Atletik

. Jakarta: Ditjen

Olahraga Depdiknas.

Sukirno. 2008.

Dasar-dasar Renang

. Depok: Arya Duta.

Soegijono,

et.al

. 2004.

Buku I Materi Pelatihan

. Jakarta: Direktorat Taman

Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Jakarta.

Tim Penyusun. 2004.

Petunjuk Olahraga Senam

. Jakarta: Dinas Olahraga

dan Pemuda Pemprov DKI Jakarta.

Undang-Undang Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya

. 2007.

Bandung: Fokus Media.

www.

kesrepro.info/gendervaw/materi/pelecehan

. htm. 5 Februari 2009.

www.

yakita.or.id

./

Pelecehan seksual. htm

. 3 Juni 2009.

Daftar Pustaka

Budaya Hidup Sehat

137

Atletik

: Cabang olahraga yang terdiri atas nomor-nomor

jalan, lari, lompat, dan lempar.

Agility

: kemampuan seseorang untuk bergerak cepat dan

dapat mengubah posisi tubuh berulang-ulang.

Back hand

: pukulan bola yang dilakukan dengan posisi tangan

dari dalam ke luar.

Back roll

: guling belakang.

Blok

: gerakan menahan bola dengan menjulurkan

tangan di atas net.

Bunt

: pukulan tanpa ayunan.

Catcher

: salah seorang penjaga yang ditugaskan khusus

menangkap bola di belakang home base pada

permainan rounders.

Chop

: pukulan bola dengan cara memotong arah

datangnya bola.

Cooling down

: pendinginan.

Daya tahan

:

kemampuan melakukan tugas gerak selama

periode tertentu.

Drugs

: narkoba.

Depresan

: jenis narkoba/obat terlarang yang dapat

memberikan efek menenangkan karena kerja

memperlambat kerja sistem syaraf.

Forehand

: pukulan yang dilakukan dengan posisi tangan dari

luar diayun ke dalam.

Forward roll

: gerakan berputar ke depan dengan posisi badan

membulat, dan dilakukan di lantai atau matras.

Gizi

: zat makanan pokok yang diperlukan bagi

pertumbuhan dan kesehatan tubuh.

Handstand

:

berdiri dengan tangan.

Headstand

:

berdiri dengan kepala.

Heroin

: golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan

dari pengolahan morfin secara kimia melalui empat

tahap.

Inhalansia

:

bahan yang mudah menguap yang digunakan

dengan cara dihirup.

Interval training

: sistem latihan kebugaran jasmani dengan masa-

masa istirahat.

Jalan

: gerakan melangkahkan kaki.

Jingkat

: berjalan

dengan ujung jari kaki yang bergerak.

Glosarium

137

Glosarium

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

138

Kokain

: golongan narkotika yang digunakan dengan cara

dihirup.

Latihan daya tahan :

serangkaian gerakan yang bertujuan untuk

melatih/meningkatkan daya tahan tubuh.

Latihan kekuatan

: latihan yang

berfungsi untuk menjaga daya tahan

tubuh.

Latihan kelenturan

: latihan yang bertujuan untuk melatih kemampuan

setiap persendian agar dapat meregang.

Menggiring bola

:

membawa bola menggunakan sentuhan kaki

dengan tujuan untuk mendekatkan bola pada

sasaran dalam permainan sepak bola.

Meroda

: gerakan memutar badan ke samping.

Morfin

: zat aktif yang diperoleh dari candu melalui

pengolahan secara kimia.

Narkoba

: narkotik dan obat-obatan terlarang.

Neck spring

: guling lenting.

Opium

: golongan narkotika alami yang sering digunakan

dengan cara dihisap.

Passing

: gerakan menerima bola atau mengumpan

kepada pemain lain.

Pemanasan dinamis : pemanasan yang bertujuan untuk memberikan

fleksibilitas gerak otot dan persendian saat

melakukan gerakan senam.

Pemanasan statis

: pemanasan yang bertujuan untuk meregangkan

otot-otot tubuh agar siap melakukan aktivitas yang

akan dilakukan.

Pitcher

: pemain yang bertugas melemparkan bola kepada

seorang pemukul dalam permainan rounders.

Rehabilitasi

:

usaha memulihkan kesehatan jiwa dan raga pada

pengguna narkoba yang sudah mengalami pro-

gram kuratif.

Rileks

: santai, tidak kaku.

Ritmik

: berirama.

Senam ritmik

: senam irama.

Servis

: pukulan awal dalam suatu pertandingan.

SKJ

: senam kesegaran jasmani.

Smes

: pukulan keras dan menukik ke lapangan lawan

dengan lompat setinggi-tingginya.

Tiger sprong

: loncat harimau.

Undang-undang

:

ketentuan dan peraturan negara yang dibuat dan

dibahas bersama oleh presiden dan DPR.

Variasi

: bentuk/rupa yang lain.

Warming up

: pemanasan.

Budaya Hidup Sehat

139

A

Atletik 3,

17, 22, 24, 73, 82

Agility 96, 100

B

Backhand 80, 139

Backroll 45, 137

Blok 74, 76, 86, 87, 88

Bunt 6, 137

C

Catcher 4, 139

Chop 80, 81, 87

Cooling down 28, 43, 137

E

Ekstasi 65, 70, 71

Evaluasi 121, 123, 126,

F

Forehand 80, 137

Forward roll 44, 137

G

Gizi 90, 137

H

Handstand 48, 49, 51, 137

Headstand 41, 47, 51, 137

Heroin 65, 67, 77, 137

I

Inhalansia 67, 137

Interval training 97, 137

J

Jalan 29, 53, 54, 56, 60, 109, 110, 111,

112, 114, 126, 137

Jingkat 53, 55, 60, 137

Jongkok

18, 20, 21, 102

K

Kokain 65, 67, 70, 138

L

Latihan daya tahan 28, 29, 38, 95, 96

Latihan kekuatan 19, 27, 34, 36–38

Latihan kelenturan

27, 29, 30–34, 38

M

Menggiring 9, 14, 15, 24

Meroda 103, 104, 106

Morfin 65, 67, 70

N

Narkoba 63–70, 129–131, 133

Neck spring 102

O

Opium 64, 70

P

Passing 75, 78, 86

Pemanasan dinamis 42, 50, 138

Pemanasan statis 42, 50, 138

Pitcher

4, 132

R

Rehabilitasi 131, 133, 138

Represif 131, 133, 134

Rowing 96

S

Senam ritmik 1, 53, 54, 60, 111

Servis 73–75, 78, 81

SKJ 56, 60, 138

Smes 74, 76, 86,

138

T

Tiger sprong 103, 106, 138

U

Udara 16, 20, 21, 24, 74, 76, 86

Undang-undang 64, 132

V

Variasi 14, 28, 43

Voli 73, 74, 77, 86

W

Warming up 28, 29, 42, 138

Z

Zat adiktif 64, 70, 72, 138

Zig-zag 96, 98

Indeks

139

Indeks

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

140

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

140

Sumber: Diolah dari berbagai sumber.

Kejuaraan Olahraga

a. Nasional

PON I

di Surakarta 8–12 September 1948

PON

II

di Jakarta 21–28 Oktober 1951

PON III

di Medan

20–27 September 1953

PON IV di Makassar 28 September–6 Oktober 1957

PON V

di Bandung 23 September–1 Oktober 1961

PON VI dibatalkan (Peristiwa G-30-S/PKI)

PON VII di Surabaya 26 Agustus–6 September 1969

PON VIII di Jakarta 4–15 Agustus 1973

PON IX di Jakarta 23 Juli–3 Agustus 1977

PON X

di Jakarta 9–30 September 1981

PON XI di Jakarta 9–20 September 1985

PON XII di Jakarta 18–28 Oktober 1989

PON XIII di Jakarta 9–19 September 1993

PON XIV di Palembang Tahun 1997

PON XV di Jakarta Tahun 2001

PON XVI di Surabaya Tahun 2005

PON XVII di Samarinda Tahun 2008

Sumber: Diolah dari berbagai sumber.

b. Regional

1. SEA Games (Pekan Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara)

SEA

Games I

di Bangkok (Muangthai) 12–17 Desember 1959.

SEA Games II

di Rangoon (Birma) 11–16 Desember 1962.

SEA Games III

di Kuala Lumpur (Malaysia) 14–21 Desember 1965.

SEA Games IV

di Bangkok (Muangthai) 9–16 Desember 1967.

SEA Games V

di Rangoon (Birma) 6–13 Desember 1969.

SEA Games VI

di Kuala Lumpur (Malaysia) 11–18 Desember 1971.

SEA Games VII

di Singapura (Singapura) 1–8 Desember 1973.

SEA Games VIII di Bangkok (Muangthai) 9–16 Desember 1975.

SEA Games IX

di Kuala Lumpur (Malaysia) 9–26 November 1977.

SEA Games X

di Jakarta (Indonesia) 21–30 September 1979.

SEA Games XI

di Manila (Filipina) 6–15 Desember 1981.

SEA Games XII

di Singapura (Singapura) 28 Mei–6 Juni 1983.

SEA Games XIII di Bangkok (Muangthai) 8–18 Desember 1985.

SEA Games XIV di Jakarta (Indonesia) 9–20 Desember 1987.

SEA Games XV di Kuala Lumpur (Malaysia) 20–23 Agustus 1989.

SEA Games XVI di Manila (Filipina) 24 November–5 Desember 1991.

SEA Games XVII di Singapura (Singapura) 12–20 Juni 1993.

SEA Games XVIII di Chiang Mai (Muangthai) Desember 1995.

SEA Games XIX di Jakarta (Indonesia) 11–19 Oktober 1997.

SEA Games XX di Bandar Seri Begawan (Brunei Darussalam) Agustus 1999.

SEA Games XXI di Kuala Lumpur (Malaysia) September 2001.

SEA Games XXII di Singapura (Singapura) 2003.

SEA Games XXIII di Bangkok (Muangthai) 2005.

SEA Games XXIV di Vietnam 2007.

Lampiran 1

Lampiran

Budaya Hidup Sehat

141

Lampiran

141

2. Asian Games (Pekan Olahraga Negara-Negara Asia)

Asian Games I

di New Delhi (India) 4–11 Maret 1951.

Asian Games II

di Manila (Filipina) 1–9 Mei 1954.

Asian Games III di Tokyo (Jepang) 24 Mei–1 Juni 1958.

Asian Games IV di Jakarta (Indonesia) 24 Agustus–4 September 1962.

Asian Games V

di Bangkok (Thailand) 9–18 Desember 1966.

Asian Games VI di Bangkok (Thailand) 15–25 November 1971.

Asian Games VII di Teheran (Iran) 1–16 September 1974.

Asian Games VIII di Bangkok (Thailand) 9–20 Desember 1978.

Asian Games IX di New Delhi (India) 19 November–4 Desember 1982.

Asian Games X

di Soul (Korea Selatan) 20 September–5 Oktober 1986.

Asian Games XI di Beijing (RRC) 1990.

Asian Games XII di Hirosima (Jepang) 2–16 Oktober 1994.

Asian Games XIII di Chiang Mai (Thailand) Oktober 1998.

Asian Games XIV di Busan (Korea Selatan) September 2002.

Asian Games XV di Doha (Qatar) 2006.

Sumber: RPUL Indonesia-Dunia

c.

Dunia

Olimpiade adalah pesta olahraga dunia. Berasal dari Yunani. Dahulu diadakan sebagai

pemujaan Dewa Zeus di Gunung Olympus.

Olimpiade

I

tahun 1896 di Athena (Yunani).

Olimpiade II

tahun 1900 di Paris (Prancis).

Olimpiade III

tahun 1904 di St. Louis (Amerika Serikat).

Olimpiade IV

tahun 1906 di Athena (Yunani).

Olimpiade V

tahun 1908 di London (Inggris).

Olimpiade VI

tahun 1912 di Stockholm (Swedia).

Olimpiade VII

tahun 1920 di Antwerpen (Beldia).

Olimpiade VIII

tahun 1924 di Paris (Prancis).

Olimpiade IX

tahun 1928 di Amsterdam (Belanda).

Olimpiade X

tahun 1932 di Los Angeles (Amerika Serikat).

Olimpiade XI

tahun 1936 di Berlin (Jerman Timur).

Olimpiade XII

dibatalkan karena Perang Dunia.

Olimpiade XIII

dibatalkan karena Perang Dunia.

Olimpiade XIV

tahun 1948 di London (Inggris).

Olimpiade XV

tahun 1952 di Helsinki (Finlandia).

Olimpiade XVI

tahun 1956 di Melbourne (Australia).

Olimpiade XVII

tahun 1960 di Roma (Italia).

Olimpiade XVIII

tahun 1964 di Tokyo (Jepang).

Olimpiade XIX

tahun 1968 di Mexico City (Mexico).

Olimpiade XX

tahun 1972 di Munich (Jerman Barat).

Olimpiade XXI

tahun 1976 di Montreal (Kanada).

Olimpiade XXII

tahun 1980 di Moskow (Rusia).

Olimpiade XXIII

tahun 1984 di Los Angeles (Amerika Serikat).

Olimpiade XXIV tahun 1988 di Seoul (Korea Selatan).

Olimpiade XXV

tahun 1992 di Barcelona (Spanyol).

Olimpiade XXVI tahun 1994 di Atlanta (Amerika Serikat).

Olimpiade XXVII tahun 2000 di Sidney (Australia).

Olimpiade XXVIII tahun 2004 di Athena (Yunani).

Olimpiade XXIX tahun 2008 di Beijing (Cina).

Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar Jilid 11 hal. 69

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

142

Induk Organisasi Olahraga

a. Nasional

1. FASI

:

Federasi Aeromodeling Seluruh Indonesia

2

. FORKI

:

Federasi Olahraga Karatedo Indonesia

3. GABSI

:

Gabungan Brigade Seluruh Indonesia

4. IKASI

:

Ikatan Anggar Seluruh Indonesia

5. IMI

: Ikatan Motor Indonesia

6. IPSI

:

Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia

7. ISSI

:

Ikatan Sport Sepeda Indonesia

8. PABBSI

:

Persatuan Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia

9. PASI

:

Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

10. PBI

: Persatuan Bowling Indonesia

11. PBSI

:

Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia

12. PBVSI

:

Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia

13. Pelti

:

Persatuan Lawn Tenis Indonesia

14. Perbakin

:

Persatuan Menembak Indonesia

15. Perbasi

:

Persatuan Basket Seluruh Indonesia

16. Perbasasi

:

Persatuan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia

17. Percasi

:

Persatuan Catur Seluruh Indonesia

18. Perkemi

:

Persatuan Kempo Indonesia

19. Perpani

:

Persatuan Panahan Indonesia

20. Persani

:

Persatuan Senam Indonesia

21. Perserasi

:

Persatuan Sepakraga (sepak takraw) Seluruh Indonesia

22. Perserosi

:

Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia

23. Pertina

:

Persatuan Tinju Amatir Indonesia

24. PGI

: Persatuan Golf Indonesia

25. PGSI

:

Persatuan Gulat Seluruh Indonesia

26. PHSI

: Persatuan Hockey Seluruh Indonesia

27 PJSI

:

Persatuan Judo Seluruh Indonesia

28. POBSI

:

Persatuan Olahraga Bilyar Seluruh Indonesia

29. Pordasi

:

Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia

30. Porlasi

:

Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia

31. Portelasi

:

Persatuan Olahraga Terbang Layang Seluruh Indonesia

33. PRSI

: Persatuan Renang Seluruh Indonesia

33. PSSI

:

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia

34. PTMSI

:

Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia

b. Internasional

1. FIBA

:

Federation International de Basketball Amateur

2

. FIFA

:

Federation of International Football Association

3. FIG

: Federation International de Gymnastique

4. IAAF

:

International Amateur Athletic Federation

5. IABA

:

International Amateur Boxing Association

6. IBF

: International Badminton Federation

7. ILTA

:

International Lawn Tennis Association

8. ISF

: International Softball Federation

9. ITTF

:

International Table Tennis Federation

10. IYRU

:

International Yacht Racing Union

11. OPBF

:

Orient Pasific Boxing Federation

12. WBA

: World Boxing Association

13. WBC

: World Boxing Commission

14. WBO

: World Boxing Organization

Lampiran 2

Sumber: RPUL Indonesia-Dunia

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

142

Budaya Hidup Sehat

143

Lampiran

143

Mengukur Kemampuan Anak dalam Atletik Berdasarkan Umur

No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Kecepatan (meter/detik)

Putra

5

6

7

8

9

10

11

12

3,5

3,9

4,4

4,75

5,1

5,4

5,7

5,8

3,4

3,75

4,2

4,6

4,9

5,2

5,4

5,6

Umur

(Tahun)

Putri

Tabel Kemampuan Kecepatan Berlari Anak

No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Tinggi Loncatan (cm)

Putra

5

6

7

8

9

10

11

12

7,6

12,7

17,8

22,3

25,4

26,7

27,9

30,0

6,6

11,4

16,5

19,8

22,9

24,6

25,4

26,7

Umur

(Tahun)

Putri

Tabel Kemampuan Loncat Vertikal Anak

Tabel Kemampuan Lompat Jauh Tanpa Awalan

No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Jarak Lompatan (cm)

Putra

5

6

7

8

9

10

11

12

91,4

96,5

106,7

119,4

129,5

139,7

149,9

161,3

82,5

92,7

102,9

114,3

124,5

134,6

142,2

149,8

Umur

(Tahun)

Putri

Lampiran 3

Sumber: Perkembangan dan Belajar Gerak Biomekanika

Kondisi Fisik Anak-anak Sekolah Dasar

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

144

Lampiran 4

Tes Antropometri

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keadaan tubuh yang serasi (ideal). Tes ini

meliputi:

1.

Pengukuran Tinggi Badan (TB)

2. Pengukuran Berat Badan (BB)

3. Pengukuran Rentang Lengan (RL)

4. Pengukuran Tinggi Duduk (TD)

Contoh

:

seorang diketahui (Si A) mempunyai tinggi badan 150 cm, dan berat badan 50

kg. Apakah Si A itu ideal, kurus, atau gemuk.

Kategori

:

kurus BBI > BB sebenarnya (-5 kg)

gemuk BBI < BB sebenarnya (+5 kg)

Ideal BBI = BB sebenarnya

Ditanyakan

:

kategori Si A?

Rumus

: BBI = TB –

100 – (10

%

)

= 150 – 100 – (10

%

)

= 50 – (10

%

) = 50 – 5

BBI = 45 kg

45 kg < 50 kg (gemuk)

Jadi, kategori Si A gemuk (kelebihan berat badan +5 kg)

Contoh

:

pengukuran rentang lengan (RL).

Tujuan

:

untuk mengetahui raihan tangan.

Pelaksanaan : -

Berdiri bersandar di dinding.

-

Ukur ujung jari tengah, lengan kiri sampai ujung jari tengah tangan kanan.

Contoh

:

mengukur tinggi duduk (TD) berfungsi mengetahui tinggi dan panjang badan.

Pelaksanaan : -

Duduk di bangku yang dirapatkan menyamping ke dinding.

-

Ukur dasar dudukan sampai kepala.

Menentukan Berat Badan Ideal dengan Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh dapat digunakan untuk mengetahui berat badan ideal. untuk mengetahui

indeks massa tubuh dapat digunakan rumus berikut.

Indeks massa tubuh (IMT)

=

berat (kg)

tinggi (m )

22

Misalnya seorang anak laki-laki memiliki tinggi 1,64 m dan berat 55 kg, maka IMT anak tersebut

adalah:

IMT =

55

(1, 64)

2

= 20,4 atau dibulatkan menjadi 20.

Untuk menafsirkan hasil perhitungan, katagori indeks massa tubuh dan kaitannya dengan

risiko kesehatan disajikan pada tabel berikut ini.

Risiko Kesehatan

Indeks Massa Tubuh (IMT)

19–24

25–26

27–29

30–34

35–39

di atas 40

minimal

rendah

sedang

tinggi

sangat tinggi

luar biasa tinggi

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

144

Budaya Hidup Sehat

145

Lampiran

145

Lampiran 5

Nomor Perlombaan Renang

1. Kelompok umur IV (10 tahun dan di bawahnya)

Gaya

Bebas

Punggung

Dada

Kupu-kupu

Ganti perorangan

Putra

Putri

50, 100, dan 200 m

50 dan 100 m

50 dan 100 m

50 dan 100 m

200 m

50, 100, dan 200 m

50 dan 100 m

50 dan 100 m

50 dan 100 m

200 m

2. Kelompok umur III (11–12 tahun)

Gaya

Bebas

Punggung

Dada

Kupu-kupu

Ganti perorangan

Putra

Putri

50, 100, dan 200, dan 400 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

200 dan 400 m

50, 100, 200 dan 400 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

200 dan 400 m

3. Kelompok umur II (13–14 tahun)

Gaya

Bebas

Punggung

Dada

Kupu-kupu

Ganti perorangan

Putra

Putri

50, 100, 200, 400, dan 1500 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

200 dan 400 m

50, 100, 200, 400, dan 800 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

200 dan 400 m

4. Kelompok umur I (15–17 tahun)

Gaya

Bebas

Punggung

Dada

Kupu-kupu

Ganti perorangan

Putra

Putri

50, 100, 200, 400, dan 1500 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

200 dan 400 m

50, 100, 200, 400, dan 800 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

100 dan 200 m

200 dan 400 m

Sumber: Materi Pelatihan Sepak Bola dan Pedoman Renang (2004) hal.131–132

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

146

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6

146

Lampiran 6

Tes Kebugaran Jasmani

Tes ini untuk mengetahui daya tahan atau kemampuan fisik seseorang. Berupa lari dengan jarak tertentu sesuai dengan standar penilaian yang

diciptakan oleh Kenneth H. Cooper, yaitu tes aerobik. Meskipun tes ini untuk usia 13 tahun ke atas, tetapi tidak ada salahnya digunakan bagi

siswa SD dengan menggunakan patokan persentase yang dicapai oleh semua siswa yang melakukan tes aerobik tersebut.

Tabel Penilaian Tes Lari 2,4 km Menurut Kenneth H. Cooper

Jenis

Kelamin

Pria

Wanita

Kategori

Kesegaran

Kurang Sekali

13–19 thn

menit, detik

>15 : 31

> 18 : 31

20–29 thn

menit, detik

>16 : 31

> 19 : 31

30–39 thn

menit, detik

>16 : 31

> 19 : 31

40–49 thn

menit, detik

>17 : 31

> 19 : 31

50–59 thn

menit, detik

>19 : 31

> 20 : 31

60 thn

menit, detik

>20 : 01

> 21 : 01

Pria

Wanita

Kurang

12 : 11–15 : 30

16 : 55–18 : 30

14 : 01–16 : 00

18 : 31–19 : 00

14 : 06–17 : 30

19 : 01–19 : 30

15 : 36–15 : 30

19 : 31–20 : 00

17 : 01–19 : 00

20 : 01–20 : 30

19 : 01–20 : 00

20 : 00–21 : 00

Pria

Wanita

Sedang

10 : 49–12 : 10

14 : 31–16 : 54

12 : 01–14 : 00

15 : 55–18 : 00

12 : 31–14 : 45

16 : 31–19 : 00

13 : 01–15 : 35

17 : 31–19 : 30

14 : 31–17 : 00

19 : 01–20 : 00

16 : 16–19 : 00

19 : 31–20 : 30

Pria

Wanita

Baik

09 : 41–10 : 48

12 : 30–14 : 30

10 : 46–12 : 00

13 : 31–15 : 94

11 : 01–12 : 30

14 : 31–15 : 54

13 : 31–13 : 00

15 : 56–17 : 30

12 : 31–14 : 30

16 : 31–19 : 00

14 : 00–16 : 15

17 : 31–19 : 30

Pria

Wanita

Baik Sekali

08 : 37–09 : 40

11 : 50–12 : 29

09 : 45–10 : 45

12 : 30–13 : 30

10 : 00–11 : 00

13 : 00–13 : 30

10 : 30–11 : 30

13 : 45–15 : 55

11 : 00–12 : 30

14 : 30–16 : 30

11 : 15–13 : 59

16 : 30–17 : 30

Sumber: Buku I Materi Pelatihan (2001) hal. 49